Mendidikak dan Mengajarkan Keimanan pada Anak
Oleh : M. Rizkal Fajri, M.Pd.I
Allah berfirman dalam surat At-tahriim ayat 6 :
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusa dan batu, penjaganya malakat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan elalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Rasulullah Saw bersabda :
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan yang suci (fitrah), maka orang tuanya yang menyebabkan dia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.: (HR. Bukhori)
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada hadits diatas, bahwa yang menyebabkan seorang anak menjadi Yahudi atau Nasrani ataupun Majusi, tidak lan adalah orang tuanya sendiri. Orang tua merupakan faktor dominan yang akan membentuk karakter seorang anak, yaitu dengan memanfaatkan saat-saat awal seorang anak mengalami pertumbuhannya.
Anak adalah buah hati bagi kedua orang tuanya yang sangatdisayangi dan dicintainya. Anak yang shahih merupakan dambaan dambaan orang tuanya, dan juga salah satu aset bagi kedua orang tua dunia dan akhirat.
Karena itu sebagai orang tua yang bijaksana, meski mampu memperhatikan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam merealisasikan obsesinya dalam melahirkan anak yang shalih. Beberapa langkah yang cukup membantu mewujudkan obsesitersebut, diantaranya :
1. Opini atau persepsi orang tua tersebut benar-benar sesuai dengan kehendak Islam berdasarkan Al-qur’an dan Sunnah Rasulullah saw, bersabda :
“Jika manusia mati, mka terputuslah amalan-amalannya kecuali tiga : sadaqah jariah atau ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang selalu mendoakannya.” (HR. Muslim)
2. Menciptakan lingkungan yang kondusif ke arah terciptanya anak yang shalih.
*) dirangkum dariMajalah Suara Muhammadiyah edisi No. 20 TH ke-99 16-31 Oktober 2014. Halaman 33-34
إرسال تعليق