Aksi Nyata Sosialisasi Hasil Pelatihan Mandiri Merdeka Belajar
Pada tulisan kali ini, saya ingin berbagi tentang pemahaman yang saya tangkap tentang topik merdeka belajar dari pelatihan mandiri yang saya ikuti melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM). Sekaligus sebagai resume dan bentuk Aksi nyata setelah mengikuti pelatihan tersebut.
Pada pelatihan ini terdapat 5 modul yang disajikan untuk kita pelajari dalam platform merdeka mengajar (PMM).
Modul 1: Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik
Modul 2: Mendidik dan mengajar
Modul 3: Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh
Modul 4: Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti
Modul 5: Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan
Setiap modul dipaparkan dalam bentuk video, terdapat latihan pemahaman dan di tutup dengan cerita reflektif yang harus kita tulikan sebagai refleksi dari pemaparan yang telah diberikan.
Modul 1: Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik
1.1 Apa Peran Saya Sebagai Guru/pendidik?
Sebagai Pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Selanjutnya kita dapat menggunakan kekuatan tersebut serta meminimalkan kelemahan diri kita dalam mendidik dan mengajar siswa-siswa kita baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Guru mengikuti Bimtek Kurikulum Merdeka sebagai upaya untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi serta bersiap menghadapi perubahan. Sebagai contoh: Saat ini kita berada pada era digital. Dimana pada era ini terjadi digitalisasi dalam berbagai aspek kehidupan termasuk pada dunia pendidikan. Saat ini, hampir semua aspek pendidikan sudah dapat di akses dan dilaksanakan secara daring (online) baik melalui aplikasi, media sosial ataupun internet. Sehingga secara tidak langsung, sebagai guru kita harus siap menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dengan teknologi yang akhirnya mengharuskan kita untuk belajar dan mengembangkan diri lebih lanjut tentang teknologi untuk pendidikan serta pemanfaatannya dalam pembelajaran. Agar kita tidak tertinggal oleh zaman.
1.2 Apa Peran Saya Sebagai Guru/pendidik?
Tidak bisa dipungkiri bahwa peran pendidik amatlah penting bagi perkembangan murid. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui peran penting kita dalam dunia pendidikan khususnya pada pembelajaran yang kita lakukan. Kita harus terus berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran yang menarik, inovatif, menyenangkan yang juga mengakomodasi konsep merdeka belajar.
Penting sekali bagi seorang pendidik untuk terus mengembangkan kemampuan diri, baik secara keilmuan, pendalaman materi, serta inovasi pembelajaran. Sehingga kita bisa berperan secara maksimal dalam mendidik siswa.
1.3 Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya?
Terdapat istilah dari orang-orang terdahulu yaitu, “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, yang artinya seringkali siswa terinspirasi dari Ibu dan Bapak gurunya. Tentu sebagai pendidik, kita ingin memberikan pengaruh-pengaruh yang baik di masa depan siswa. Kita harus memproyeksikan diri, menjadi guru seperti apa di masa depan? Agar siswa bisa meneladani dari setiap sikap dan perilaku baik, serta pola pikir kita yang inovatif dan menginspirasi dengan harapan mereka bisa menerapkan dalam kehidupannya.
Saat ini, inovasi pembelajaran amatlah penting dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan nyaman. Seihngga jika siswa nyaman belajar dengan kita, kita akan lebih mudah dalam menanamkan karakter-karakter baik yang sesuai dengan profil pelajar pancasila. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik dituntut untuk selalu belajar dan berinnovasi.
Modul 2: Mendidik dan Mengajar
2.1 Mendidik Menyeluruh
Selama ini kita selalu yakin dan percaya bahwa sekolah dan pendidikan merupakan tempat bagi siswa untuk menyiapkan bekal dalam menghadapi masa depan. Pertanyaannya, Apakah hal-hal yang kita lakukan setiap hari di ruang kelas bisa membantu murid menyiapkan masa depannya? Apakah praktik mengajar kita sudah cukup membantu siswa menyiapkan bekal itu? Sejauh mana kita bisa mengisnpirasi? Sejauh mana kitabisa membangun karakter mereka?
Untuk jawabannya kita dapat melihat kembali aktivitas kita selama mengajar dikelas kemudian di evaluasi dan ditingkatkan kembali. Atau mungkin dikembangkan lagi praktik-praktik baik dalam mengajar di kelas hingga kita menemukan sebuah formula yang sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas tersebut, karena kita harus memahami bahwa setiap unik, sehingga satu metode mungkin cocok bagi sebagian siswa namun belum tentu cocok bagi siswa lainnya. Sehingga kita perlu melihat kondisi siswa kita dan menyesuaikan pembelajaran kita sesuai dengan kondisi siswa agar kebutuhan anak akan belajar benar-benar terpenuhi.
2.2 Pendidikan selama satu abad
Pada materi ini, kurang lebih hampir sama dengan materi yang pertama. Yang intinya sejauh mana kita bergerak, kita belajar, kita berinovasi, kita mengembangkan diri dan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang mana hakekat dari belajar adalah belajar tanpa henti. Sampai kapanpun kita akan terus belajar.
2.3 Menjadi Manusia Secara Utuh
Manusia memiliki dua kebutuhan dasar yaitu kebutuhan lahir dan batin. pendidikan seyogyanya dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Bagaimana peran pendidik dalam memenuhi kebutuhan lahir dan batin peserta didik untuk mencapai selamat dan bahagia? Apakah cara mendidik dan mengajar kita sudah memenuhi kebutuhan murid tersebut?
Modul 3: Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh.
3.1 Kodrat Murid
Sebagai pendidik yang bertanggung jawab untuk mendampingi tumbuh kembang murid, tentu harus memperhatikan beberapa hal terkait latar belakang muridnya. Dalam melakukan pembelajaran di kelas, perlu diperhatikan 3 hal terkait perbedaan latar belakang muridnya, yaitu: Kodrat keadaan, kodrat alam dan kodrat zaman.
3.1.1 Kodrat keadaan
Pendidikan itu sangat dinamis, menyesuaikan keadaan yang terus bergerak begitu cepat. Sebagai guru perlu mengantisipasi dan membaca arah perubahan tersebut. Lalu bagaimana kita sebagai pendidik bisa mengemudikan laju pendidikan yang sesuai dengan kodrat keadaan itu. Apakah cara mengajar kita sudah menyesuaikan dengan keadaan saat ini?
3.1.2 Kodrat Alam
Setiap murid dilahirkan dengan kodrat alam yang berbeda-beda. Ada yang tinggal di perkotaan, pedesaan, pantai, gunung, dan lain-lain. Sebagai pendidik harus memahami kodrat alam dari masing-masing murid dan bagaimana memberikan pengalaman-pengalaman belajar sesuai dengan kodrat alam yang dimiliki siswa.
3.1.3 Kodrat Zaman
Perubahan zaman merupakan suatu hal yang tidak bisa kita cegah. Zaman berubah, cara kita dalam mendidik dan mengajar pun harus diburah menyesuaikan dengan situasi dan perkembangan zaman. Sebagai pendidik kita dituntut untuk bisa mendidik dan mengajar siswa sesuai dengan perkembangan zaman.
3.2 Azas Trikon
Di antara beberapa azas pendidikan yang perlu diketahui oleh seorang pendidik antara lain, azas trikon. Sudah pernah dengar bukan? Mari kita lanjutkan ulasannya!
Asas Trikon dianggap menjadi jawaban yang tepat menuju pembelajaran yang berpihak kepada murid. Dengan Trikon (kontinyu, konvergen dan konsentris) guru dapat merancang pembelajaran yang berkelanjutan, terbuka dan berdasarkan kebudayaan bangsa. Seorang pendidik harus memahami asas Trikon dan praktiknya dalam pembelajaran.
Azas Trikon yang pertama adalah Kontinuitas, maksudnya tidak melupakan akar nilai budaya. Dalam pembelajaran selalu diselipkan nilai-nilai budaya positif yang ada dalam masyarakat.
Azas Trikon yang kedua adalah Konvergeni, maksudnya pendidikan harus memanusiakan manusia. Dalam pembelajaran, guru harus menghargai dan memberikan apresiasi kepada peserta didik, sekecil apapun prestasi yang ditunjukkan.
Azas Trikon yang ketiga adalah Konsentris, maksudnya pendidikan itu harus menghargai keberagaman dan memerdekakan siswa, ini harus kita terapkan dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran guru harus menghargai keberagaman peserta didik. Keberagaman menyangkut latar belakang keluarga, ekonomi, termasuk keterbatasan fisik. Hal ini menyangkut gaya belajar anak yang harus kita ketahui dan bagaimana cara menerapkannya dalam pembelajaran.
Modul 4: Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti
4.1 Budi Pekerti
Setiap peserta didik memiliki kecerdasan berpikir masing-masing. Kecerdasan berpikir peserta didik harus dapat mengembangkan budi pekerti atau watak murid yang tidak hanya dibentuk di sekolah, tetapi dalam keluarga dan lingkungannya. Sebagai pendidik harus memahami bagaimana watak atau budi pekerti diasah dan dilatihkan ke murid.
4.2 Teori Konvergensi dan Pengaruh Pendidikan
Teori ini berpendapat bahwa hal yang dominan dalam pendidikan anak adalah faktor bawaan atau hereditas. Dalam hal ini setiap anak membawa potensi yang diperoleh secara genetis dari pendahulunya termasuk ayah dan ibunya. Fungsi pendidikan adalah mengembangkan potensi bawaan anak yang positif dan menyamarkan potensi bawaan anak yang negatif.
Modul 5: Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan
5.1 Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia
Dalam materi Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia ini ada 3 poin penting yang kita pelajari yaitu selamat dan bahagia, Sistem Among dan Merdeka Belajar Abad 21.
5.1.1 Selamat dan Bahagia
Pendidikan seharusnya dapat mengantarkan peserta didik untuk keselamatan dan kebahagiaan hidupnya. Pendidik tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi mendorong murid untuk menemukan pemahaman bermakna yang relevan dengan kehidupannya.
5.1.2 Sistem Among
Sistem Among yang diciptakan Ki Hajar Dewantara yaitu: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani.
Ing Ngarsa Sung Tuladha, berarti sebagai pendidik harus bisa menjadi teladan yang baik terkait sikap dan budi pekertinya sehari-hari terhadap peserta didik.
Ing Madya mangun Karsa, berarti sebagai pendidik harus bisa membangun semangat kepada peserta didik untuk giat belajar dan berbuat kebaikan.
Tut Wuri Handayani, berarti sebagai pendidik harus bisa memberikan dorongan kepada peserta didik untuk belajar hal-hal yang bermanfaat.
5.1.3 Merdeka Belajar Abad 21
Kompetensi yang diharapkan di abad 21 menjadi kompetensi yang perlu dimiliki murid untuk menghadapi tantanga-tantangan ke depan. Untuk mencapai itu, pendidikan yang memerdekakan peserta didik menjadi salah satu cara, murid merdeka dalam belajar, menggali keingintahuannya dengan bimbingan guru. Pendidik harus memahami bagaimana murid merdeka belajar untuk mencapai kompetensi abad 21.
5.2 Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Terbaik Murid
Untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang baik, kita harus memahami bagaimana cara membimbing murid, bagaimana peran keluarga, sekolah dan masyarakat. Mari kita bahas lagi!
5.2.1 Membimbing Murid, memperbaiki bangsa
Guru membimbing dan mendampingi murid dalam proses belajarnya. Bukan hanya sekedar meningkatkan kecerdasan berpikirnya, melainkan juga secara tidak langsung berperan memperbaiki bangsa. Pendidik harus memahami bagaimana perannya dalam memperbaiki bangsanya.
5.2.2 Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat
Kita sepakat bahwa pendidikan bukan hanya tanggungjawab guru di sekolah. Perlu kerjasama dan kolaborasi antara keluarga, sekolah dan masyarakat untuk mewujudkan lingkungan pembelajaran yang optimal dan kondusif bagi peserta didik.
Mohon Bapak/Ibu berkenan mengisi formulir dengan klik link di bawah ini sebagai umpan balik dalam kegiatan aksi nyata “Menyebarkan Pemahaman tentang Merdeka Belajar” yang telah saya sampaikan di atas.
Posting Komentar